Monday 29 December 2014

Kisah Anak Sederhana yang Masuk Kuliah dengan Dua Ratus Ribu


“Dimana ada keinginan disitu ada jalan”. Agaknya pepatah itu yang dipegang oleh saudara saya. Sebut saja namanya EL. EL adalah anak dari keluarga yang sederhana. Sejak kecil dia punya impian untuk menjadi sarjana. Dia nyaris hanya menjadi lulusan smp karena pada saat lulus orang tuanya tidak sanggup membiayai sekolahnya lagi. Namun berkat usahanya dia berhasil mendapatkan beasiswa   di madrasah aliah. Selama 3 tahun , dia tinggal di asrama sambil mendalami ilmu agama. Usai lulus madrasah, dia berkeinginan untuk kuliah di jurusan hukum. Dia mendaftarkan ke jurusan hukum di sebuah universitas ternama. Ternyata dia diterima. Tapi muncul masalah lain, bagaimana dia dapat membayar uang masuk perguruan tinggi itu? Dia tidak mungkin meminta orang tuanya. Tapi dia tetap berniat berangkat ke jogja. Dia berpamitan dengan kedua orang tuanya.”Nak, ibu tidak mungkin bisa membiayai uang kuliahmu. Hanya ini yang bisa ibu berikan untukmu,”. Kata ibunya sambil memberikan uang Rp 200.000
. Dengan modal uang itu dia berangkat ke Jogja. Dia pergi ke bagian administrasi. Dia berusaha  meminta keringanan. Lalu staf administrasi memintanya untuk menunggu. Staf itu tampak sedang menelpon seseorang. kemudian staf itu meminta EL untuk pergi ke alamat yang ia tuliskan di kertas. Lalu EL pergi ke alamat itu. Terlihat dari rumahnya yang besar dan megah, orang yang beralamat di situ sangatlah kaya. Tapi rupanya orang itu sedang tidak di rumah. Di hari pertama EL belum bisa menemui orang itu. Hari ke dua, EL mengunjungi rumah itu lagi. Orang itu belum kembali. Dan pada hari ketiga, EL baru bisa bertemu dengan orang itu. Rupanya orang itu akan membiayai kuliahnya sampai lulus. Bukan cuma itu saja. Dia diperbolehkan tinggal disitu selama kuliah. Ternyata orang itu adalah seorang jenderal.  Dia tidak mempunyai anak. Tapi dia memiliki beberapa anak asuh. Anak-anak yang kurang mampu tapi berniat melanjutkan sekolah. EL pun dapat melanjutkan pendidikannya tanpa memikirkan biaya kuliahnya. Suatu ketika, Orang tuanya mendapatkan undangan untuk pergi ke universitas itu. Ayahnya meminta pamanya untuk mengantarkannya dengan sepeda motor. Mereka pergi ke gedung pertemuan universitas. Disana terparkir mobil-mobil. Ayahnya kaget karena pada saat pertemuan nama El disebut dan diumumkan bahwa dia mendapat peringkat 2 se-fakultas hukum pada saat tes masuk. Karena itu dia mendapatkan hadiah sepeda. Banyak orang-orang kaya yang mengenakan jas  menyalami ayah El dan mengucapkan selamat.  
Mungkin sepenggal kisah di atas bisa memotivasi bagi para generasi penerus bangsa. Jangan pernah menyerah untuk meraih cita-cita karena “dimana ada keinginan di situ ada jalan”. Karena itu harus diimbangi dengan kemauan dan usaha yang sungguh-sungguh. Seperti El misalnya,dia bahkan tidak punya waktu untuk berlibur karena harus membantu orang tua asuhnya. Dia mungkin hanya diberi waktu untuk pulang kampung 2 hari saat lebaran. Sering kali saat saya bersilaturahmi ke rumah keluarga El, saya tidak menjumpainya bahkan saat lebaran. Saya pun bertanya, “ apa El tidak pulang? Ini kan lebaran ?” orangtuanya menjawab bahwa EL tidak bisa pulang karena harus membantu orang tua asuhnya, karena banyak tamu. Saya berfikir mungkin itu adalah cara EL membalas kebaikan orang tua asuhnya sehingga El selalu menjalaninya dengan senang hati. Dan pada akhirnya, EL pun dapat lulus dari fakultas hukum universitas negeri yang ternama dengan selempang CUMLAUDE

No comments:

Post a Comment